Juana Wangsa Putri, peraih Tiket Taekwondo Olimpiade Athena

Tekwondo memang tak sepopuler sepak bola, tinju, atau basket. Tapi, Indonesia boleh berbangga diri dari olahraga asal Korea ini. Ya, dari cabang ini telah lahir juara dunia lewat Juana Wangsa Putri. Tiket olimpiade Athena 2004 pun sudah digenggamnya. Apa kunci suksesnya ?


Juana Wangsa Putri menorehkan tinta emas pada kejuaraan Dunia Taekwondo sekaligus kualifikasi Olimpiade Athena 2004 di Paris 4-7 Desember. Dari empat taekwondoin yang diberangkatkan – tiga lainnya; Margaretha, Basuki Nugroho, dan Dery Darmansyah – hanya dialah yang mampu tembus multieven olahraga terakbar dunia tersebut.Lolos olimpiade, terlebih lagi meraih gelar terbaik, bukanlah perkara mudah. Jalan berliku pastilah dilalui. Dan , itu juga berlaku pada Juan – sapaan akrabnya. Hanya semangat ’45 lah yang membuatnya mampu melewati lawan- lawan dari Negara lain seperti; Amerika Serikat, Belgia, Chili, Thailand, dan Venezuela.Betapa tidak, keberangkatan taekwondoin kelahiran Jakarta, 13 Februari 1977, ini tergolong riskan. Sudah lebih dari setahun Juan tidak pernah lagi menyentuh “lembutnya” matras. Terkait dengan cedera pinggang yang membelitnya sejak 1998.

“Saya terakhir kali berlaga pada Asian Games 2002 Busan. Ketika itu saya mendapatkan medali perunggu. Setelah itu tidak pernah bertanding lagi, “terang Juan.

Cedera berkepanjangan inilah yang akhirnya mematahkan semangat mahasiswi STIE Perbanas ini. Maklum, berbagai pengobatan dan terapi sudah dilakukan. Namun, hasilnya nihil. Untunglah Juan memiliki orangtua sebaik Agustinus dan Lucia Chaerudin. Keduanya lah yang saban hari tak henti-hentinya memberikan support.Seiring berjalannya waktu, “awan mendung” itu pun akhirnya sirna. Ini setelah ia mengkonsumsi obat dari Dr Bai Shizao – dokter yang juga selalu merawat mantan presiden China Mao Tze Dong – yang diberikan oleh Ketua Umum Pengda TI DKI Jakarta Sutjipto Loharjo.Meski belum pulih 1—persen, setidaknya obat tersebut mampu mebantunya mengikuti pelatnas sejak September 2003. praktis, persiapan Juan menjelang Kejuaraan Dunia hanya 2 bulan saja.

“Puji Tuhan, saya sangat bersyukur bias menjuarai Kejuaraan Dunia yang juga menjadi kualifikasi Olimpiade Athena. Ini adalah mukjizat dari Tuhan. Apalagi dalam keadaan yang tidak fit,” ujar Juan.

Kini impiannya untuk membela MerahPutih di Olimpiade telah terwqujud. Artinya, persiapan pun harus lebih ditingkatkan. Terutama masalh fisik akibat terlalu lama absent.

“Mulai Januari mendatang, saya akan kembali ikut dalam Pelatnas Olimpiade. Saya akan berusaha lebih keras lagi karena sudah pasti lawan lebih berat,” tegasnya.