DKI Berambisi Sandingkan Emas Bola Basket

PALEMBANG, Kompas DKI Jakarta hari Kamis (2/9) berambisi menyandingkan medali emas putra dan putri di PON XVI Sumatera Selatan. Tim putri DKI adalah juara bertahan, sedangkan tim putra adalah pemegang medali perak empat tahun silam.

Ambisi besar, tetapi mereka juga tetap mewaspadai tim-tim lain, terutama Jawa Barat, JawaTengah, dan Jawa Timur (Jatim). Apalagi tim, dari Jawa bermaterikan pemain yang berlaga di Indonesian Basketball League (IBL) dan Liga Kobatama. Di perlandingan bola basket PON, Rabu, tim putra DKI membungkam tuan rumah Sumatera Selatan 88-31, sedangkan putra Jatim mengandaskan Kalimantan Selatan 88-25. Putra Jabar menang atas Sumatera Utara 57-51, sedangkan Bali mengalahkan Daerah Istimewa Yogyakarta 53-46.

“Harus emas, kalau tidak para pemain itu tidak akan pernah lagi mendapat emas PON karena usia dibatasi maksimal 23 tahun,” kata pelatih tim putra DKI Fiktor G “Ito” Roring akhir bulan Ialu mengantarkan Satria Muda Britama menjuarai Amild IBL 2004. Ito sempat merasakan senangnya menggenggam emas PON tahun 1993.

Putri tidak mudah.

Sementara pelatih tim putri DKI Rastafari Horongbala mengatakan, tidak mudah bagi timnya untuk menyabet emas karena lawan yang berlaga menurunkan para pemain Kobanita. Misalnya, Jatim diperkuat pemain CLS Good Day dan Jayabaya Kediri, sedangkan putri Jabar beranggotakan Tunas, yang meski muka baru tetapi cukup merepotkan di Kobanita.

“Semua tim yang turun di PON adalah tim yang bagus-bagus. DKI kemungkinan bertemu Jabar atau Jatim. di semifinal,” ungkap Rastafari, yang sukses menangani tim Mahaputri menjuarai berbagai turnamen basket putri di Tanah Air.

Rastafari empat tahun lalu memupus impian Jatim mengawinkan emas basket. Jatirn, yang ketika itu lebih difavoritkan juara, bertekuk lutut dari DKI di final.

Sebanyak tujuh pemain tim putri DKI datang dari Mahaputri Britama, dua dari Merah Putih Bank Mandiri, dan seorang dari Mitra. Sementara tim putra menurunkan pemain SM Britama, Citra Satria, Indonesia Muda Panasonic, dan STIE Perbanas dari Liga Basket Mahasiswa (Dari sepuluh anggota tim putri PON kontingen DKI, delapan orang adalah mahasiswa STIE Perbanas, sedangkan tim putra dari sepuluh anggota tim basket kontingen DKI, enam orangnya adalah mahasiswa STIE Perbanas, 3 dari tim Liga Mahasiswa & 3 dari tim Mahaka Satria Muda Britama. Pelatih tim putra dan asisten tim putra yang juga adalah pelatih basket STIE Perbanas Jakarta – Humas STIE Perbanas Red)

Belum padu
Secara terpisah, pelatih tim putra Sumut Freddy Gorey mengatakan, meski lima pernain datang dari Angsapura Sania yang berlanding di IBL, tetapi mereka belum padu. “Saya menangani mereka hanya dalam waktu tiga minggu, setelah seri IV IBL di Surabaya. Sebelum saya pegang, mereka sempat vakum selama sebulan, setelah lepas dari pelatih sebelumnya. Oleh karena itu, masih. sulit menyatukan hati mereka. Lebih parah lagi, selama tiga minggu latihan intensif tidak pernah sekalipun try out sehingga kami tidak tahu persis kekuatan dan kelemahan kami,”ungkap Freddy yang pelatih Angsapura itu.

Mengomentari kekalahan dari Jabar, Freddy menilai pemainnya sering kehilangan momentum karena belum kompak.

“Kekalahan itu membuat peluang kami ke semifinal semakin berat, tetapi kami harus terus mencoba. Memang target kami bukan meraih juara, tetapi kami berjanji akan tampil sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Tim-tim lain hebat, mereka diperkuat pemain IBL dan Kobatama,” katanya.
Tim Putra Jateng menurunkan pemain Mitra Kalila, Angsapura, dan Bhineka Sritex, sedangkan Jabar beranggotakan pemain Panasia Senatama dan IM Panasonic. Juara bertahan Jatim yang ditangani pelatih CLS Good Day, Eddy Santoso, menurunkan pemain CLS, Halim, dan Avian Bima Sakti (TIA).

Kompas, Jum\’at 3 September 2004. Hal 27.